Senin, 25 Maret 2013

Pengenalan Aksara Ka-Ga-Nga

Aksara Ka-Ga-Nga 

Kalian  pernah mendengar istilah bahasa ka-ga-nga. Bahasa ka-ga-nga merupakan bahasa asli yang ada di provinsi Bengkulu. 

Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat di Bengkulu (seperti Rejang, Pasemah, Serawai, dan Lembak)  pada masa lampau menggunakan tulisan  atau aksara daerah untuk menuliskan berbagai teks mereka dapat disaksikan dalam  bentuk naskah (manuscript) yang kini tersimpan di berbagai musium dan perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri; di samping yang masih tersimpan sebagai pusaka keluarga atau pusaka desa di beberapa tempat di Provinsi Bengkulu. Aksara daerah yang dimaksud merupakan turunan atau perkembangan  dari aksara pasca Pallava. Oleh para sarjana Barat aksara yang dimaksud disebut  Rencong,  Ka-Ga-Nga, dan oleh masyarakat pendukungnya disebut tulisan atau surat Ulu (Sarwit Sarwono, dkk, 2007:1).
Berdasarkan laporan penelitian Pemetaan Penulis Dan Pusat Penulisan Naskah-Naskah Ulu Melalui Penelusuran Naskah-Naskah Ulu Pada Masyarakat Di Provinsi Bengkulu (Sarwit Sarwono, dkk, 2007: 41), desa-desa di Provinsi Bengkulu yang saat ini masih menyimpan naskah Ulu sebagian besar  terdapat di wilayah Kabupaten Seluma (wilayah kelompok etnik serawai). Desa-desa di kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Kepahiang, Rejang Lebong, dan Lebong saat ini tidak lagi menyimpan naskah Ulu.
Huruf Ka-Ga-Nga dibagi dua kelompok, yang pertama disebut buwah tuwo, jumlahnya 23; yang kedua disebut buwah ngimbang, jumlahnya 4.  Selain itu terdapat satu varian huruf  /ra; alveolar/ yang dilambangkan dengan r atau R dan /Ra; velar/ yang dilambangkan dengan H, L, atau R. Dari data yang terkumpul, tampak bahwa proses pembelajaran untuk pengenalan huruf dan sandangan dilakukan dengan menggunakan lembar atau media yang berisi huruf dan sandangan Ka-Ga-Nga (Sarwit Sarwono, dkk, 2007:96).
  Dalam huruf Ka-Ga-Nga dikenal juga istilah ‘sandangan’, yang merupakan tanda baca dari setiap huruf. Sandangan tersebut ditempatkan pada bagian (a) atas kanan, (b) atas tengah, (c) atas kiri, (d) bawah kanan, (e) bawah tengah, (f) bawah kiri, serta (g) di depan huruf, seperti yang terlihat pada gambar 2.2.  Tiap sandangan berfungsi mengubah bunyi dasar menjadi bunyi vokal, diftong, atau konsonan. Kombinasi dari dua sandangan dimungkinkan penggunaannya.  
Gambar 2. 5  Aturan sandangan pada huruf Ka-Ga-Nga (Sarwit Sarwono, dkk, 2007:97)
  Bentuk huruf (buwah tuwo dan  buwah ngimbang) serta sandangan seba-gaimana dimaksudkan di atas beserta variannya, masing-masing disajikan  pada tabel 2.1 dan tabel 2.2.
Tabel 2.1 Variansi bentuk huruf Ka-Ga-Nga
(Sarwit Sarwono, dkk, 2007: 98)

Variasi Bentuk Huruf
Jenis Huruf
ka
?k q
Buwah
Tuwo

ga
g
nga
]\ N {~
ta
T|t /
da
d<^ f>ó
na
n
ca
ja
Z[j
nya
Y
pa
p
ba
b f
ma
M m XØ x¦ñ Ö
sa
S s$8
ra
Rrß
la
l
ya
y Ï
wa
wûúù
ha
h
mba
B
nda
D#ö&4 
nja
 J
ngga
G §
a
ä a A
Ra
L H           R
ngka
Ñ K Qãáñ

Buwah
ngimbang

nca
C % 
nta
¦!, ;
mpa
PFU Ð

Tabel 2.2  Bentuk sandangan dari huruf Ka-Ga-Nga
 (Sarwit Sarwono, dkk, 2007: 99)
Nama
Sandangan
Bentuk dan
Variasinya
Letak
Fungsi
Luan (i)
  ?i atau   ?I

atas kiri atau  atas kanan
mengubah huruf
menjadi bunyi -i         
Bitan (u)
?u
bawah kiri
mengubah huruf
menjadi bunyi -u        
Tiling (é)

?E
atas tengah

Mengubah huruf menjadi bunyi –é
Mico (o)
 atau (ê)

?e        atau
      ?o    
atas tengah dan
bawah tengah
atas tengah
mengubah        huruf
menjadi bunyi –o
atau -ê
Jinah (a) 
atau (-h)
?:
bawah kanan
mengubah        huruf
menjadi bunyi –a atau -ah
Ratau   (-n)
atau
Duo di atas
?”
atas kanan
mengubah        huruf
menjadi bunyi –n
Tulang (-ng)
            ?’

atas kanan

mengubah        huruf
menjadi bunyi –ng
Junjung (-r)
             ?v atau
?z
atas kanan
mengubah        huruf
menjadi bunyi –r

Taling (-aw)
  ?(
bawah kiri

mengubah        huruf
menjadi diftong–aw
Tulung (-ay)
?)             atau
   atau
atas kanan
mengubah        huruf
menjadi diftong–ay

Bunuhan

?1atau?0
atau                 atau
?2atau
?6atau ?}

depan

mengubah huruf
menjadi konsonan
(misal –k)

Huruf Ka-Ga-Nga yang terdapat pada naskah Ulu yang tersebar di Bengkulu memiliki keragaman variansi tulisan. Variasi bentuk huruf dan  sandangan agaknya bertalian dengan etnik atau subetnik pendukung  tradisi tulis Ulu, seperti Ulu Rejang, Ulu Serawai, Ulu Pasemah, Ulu Lembak (Sarwit Sarwono, dkk, 2007:99).  Tabel 2.3 dan 2.4 masing-masing akan menyajikan bentuk huruf Ka-Ga-Nga dari masing-masing etnik dan sandangannya.
Tabel 2.3 Karakteristik bentuk huruf Ka-Ga-Nga untuk setiap etnik di Bengkulu
 (Sarwit Sarwono, dkk, 2007: 99)


Rejang
Lembak
Serawai
Pasemah
ka
?
?
kq
?
ga
g
g
G
g
nga
\ ] ]
\ ]
N
\ ]
ta
T
T / b
t /
T |
da
d^
d
f>d ó
d
na
n
n
N
n
pa
p
p
P
p
ba
f
f
b
b
ma
MXØO
mM
mÖx
mxM
ca
c
c
C
c
ja
Z
Z
J
Z[
nya
Y
Y
Y
Y
sa
S8
S
$ s
s
ra
R
R
R
la
l
l
L
l
wa
ù úû
ù úû
w W
ù ú
ya
y
y
y
ha
h
h
h
h
mba
B
B
B
B
nda
D
4&
D
nja
J
ngga
§
§
G
§
a
ä
ä
aA
ä
mpa
tidak terdapat
tidak terdapat
ÞF
nta
tidak terdapat
tidak terdapat
, ; V
¦! 
nca
tidak terdapat
tidak terdapat
C
ngka
tidak terdapat
tidak terdapat
K Q
á5Ñ
Ra
tidak terdapat
H
HL
H

Tabel 2.4 Karakteristik bentuk sandangan untuk setiap etnik di Bengkulu
(Sarwit Sarwono, dkk, 2007: 99)
Berikut ini adalah contoh dalam pengejaan huruf Ka-Ga-Nga serawai yang diimbuhi sandangan.
ki
ku
k:
ki”
ku”
ko luwan ki
ko bitan ku
ko jinah ka
ko luwan duwo di atas kin
ko bitan duwo di atas kun, dan seterusnya.

a: yia:1
bu d:a1
l:m:n1
l:m i
o jinah a yo luwan yi o jinah munuh  ayiak
bo bitan bu do jinah da o munuh        budak
lo jinah la mo jinah ma no munuh      laman  atau
lo jinah la mo jinah ma no munuh      laman
 Dalam laporan penelitian Pemetaan Penulis Dan Pusat Penulisan Naskah-Naskah Ulu Melalui Penelusuran Naskah-Naskah Ulu Pada Masyarakat Di Provinsi Bengkulu (Sarwit Sarwono, dkk, 2007: 41) menyatakan bahwa “huruf dasar (huruf yang belum dibubuhi sandangan) dieja menurut dialek setempat, masyarakat Serawai mengejanya sebagai  ko, go, ngo dan seterusnya;  masyarakat Pasemah mengejanya dengan kê, gê, ngê, dan seterusnya, serta masyarakat Rejang mengejanya dengan ka, ga, nga, dan seterusnya”.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html